Pure Water Care
Apartemen Sentra Timur Tower Hijau Unit H08EB
Jl. Pahlawan Komarudin Raya Sisi Timur Toll Lingkar Luar Pulo Gebang Jakarta Timur
Pembelian WA ke 08121306654,
081219352151
Website: www.purewatercare.com Email: purewatercare@gmail.com
Jam Pelayanan :WFO: Selasa, Rabu,Kamis, Sabtu (Pukul 08.00 s/d 17.00 wib), WFH: Senin, Jumat, Minggu
Saat ini jam 15:54:31 toko buka, Telpun atau WA ready, kami siap melayani konsultasi dan pembelian
Proses Sianida yang didasarkan pada recovery melalui absorbsi kabon aktif dari larutan leach yang mengandung emas low-grade
(konsentrasi) telah dikembangkan sejak 1970-an dan sampai sekarang 85% recovery emas telah dilengkapi dengan teknik ini.
Tiga proses berbeda yang telah dikembangkan didasarkan pada teknik pelindian dalam ekstraksi padat-cair dan
sifat-sifat kimia serta fisika dari bijih. Yaitu: CIP (Carbon in Pulp), CIL (Carbon in Leach), dan CIC (Carbon in Column
atau Carbon in Clear Solution).
Proses CIP digunakan dalam proses pelindian terdiri dari waktu pengadukan yang lama dan
penambahan karbon aktif dengan ukuran 1-3 mm (mesh: 8-25) terhadap bubur (padatan dan cairan) setelah selesai proses pelindian.
Dengan cara ini, emas yang terkandung pada fase cair akan teradsorp pada permukaan karbon aktif.
Proses CIL diterapkan jika pelindian dilakukan dengan pengadukan dalam waktu yang singkat (kurang dari 10 jam) dan/atau
jika emas pada fase cair diadsorp lagi ke permukaan fase padat residu melalui efek material berkarbonasi atau mineral
lempung pada bijih. Proses ini lebih ekonomis karena pelarutan dan adsorpsi dilakukan pada tangki yang sama secara
serempak dengan penambahan karbon aktif selama pelindian.
Proses ketiga adalah (CIC) digunakan dalam ekstraksi padat-cair
dimana residu padatan dan larutan leaching diperoleh secara terpisah misalnya heap leaching.
Larutan hasil pelindian dilewati melalui kolom adsorpsi yang mengandung karbon aktif untuk mendapatkan logam emasnya
Cara Pemilihan Karbon Aktif Untuk Pengolahan Emas
Sangat pentingnya Penggunaan Carbon dalam pengolahan emas, di karenakan Carbon di gunakan untuk Penangkapan emas
(Carbonisasi) dalam pengolahan emas secara cyanidasi, pemilihan karbon yang tepat sangat berdampak pada hasil emas yang anda
dapatkan di pengolahan emas, oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui Carbon mana yang paling tepat untuk
pengolahan emas, berikut ini penjelasannya :
1. Ada 2 spec yang harus di perhatikan yaitu IODINE dan HARDNES. IODINE : yang di maksudnya adalah ukuran / nilai daya serap
dari carbon tersebut terhadap partikel2 logam. apabila nilai IODINE yang tinggi otomatis dayar serap carbon terhadap emas
pun semakin kuat dan besar sehingga emas dalam pengolahan emas dapat di serap secara keseluruhan. HARDNES : yang di maksud
adalah tingkat kekerasan / kekuatan Carbon (semakin tinggi semakin keras dan tidak mudah remuk), semakin sedikit karbon
pecah2 / remuk dalam pengolahan emas, semakin sedikit emas yang terbuang , di karenakan karbon yang remuk / pecah2 kecil
tidak dapat di tangkap dalam proses penyaringan karbon, sehingga remukan / pecahan kecil carbon tersebut terbuang ke pembuangan limbah
2. Ada beberapa masalah yang harus di perhatikan dalam penggunaan Activited Carbon dalam pengolahan emas. Activited Carbon
pada umumnya dalam kondisi yang sangat kotor / banyak debu2 karbon halus. Oleh karena itu dalam pengolahan emas ,
banyak pengolah mencuci terlebih dahulu karbon tersebut sampai bersih (tidak ada carbon halus) di karenakan apabila
tidak di hilangkan carbon halus tersebut bisa mengakibatkan lostnya emas yang tertangkap di karbon halus tersebut.
Akan tetapi pencucian karbon tersebut mempunyai dampak sangat buruk yaitu Iodine (daya serap) dari karbon tersebut akan
turun drastis akibat dari penyucian tersebut. Solusinya carilah karbon aktif dengan jumlah partikel debu
minim (bersih), sehingga kita tidak perlu mencuci atau pun mengayak dan pada akhirnya iodine (daya serap) dari karbon
tersebut tidak menurun. Carilah karbon aktif dengan ukuran butiran mesh: 8-25, karena ukuran ini kandungan debunya minim
(Ash Content maximum 4%).
Untuk keperluan tertentu kami menyediakan ukuran mesh 6-12 dan 8-30 atau sesuai permintaan dengan iodine number absorption mulai dari 700 s/d 1000 mg/g.
Untuk order jenis tertentu ini diperlukan minimum order sebanyak 1,5 ton (1500 kg) dengan harga mengikuti tabel dibawah ini:
No
Item
Mesh (Inchi)
Iodine Number (mg/g)
Kemasan/Bag
Harga/Kg
Ongkos Kirim (Rp)
Jakarta
Bodetabek+Jawa
Luar Jawa
1.
Karbon Aktif Lokal (Batok Kelapa)
mesh 6-12
<800
50Kg
Rp.10.000,-
Rp250/kg
Rp500/kg
Rp750/kg
<1000
50Kg
Rp.15.000,-
Rp250/kg
Rp500/kg
Rp750/kg
mesh 8 - 30
<800
50Kg
Rp.10.000,-
Rp250/kg
Rp500/kg
Rp750/kg
<1000
50Kg
Rp.15.000,-
Rp250/kg
Rp500/kg
Rp750/kg
mesh 12-40
<800
50Kg
Rp.10.000,-
Rp250/kg
Rp500/kg
Rp750/kg
<1000
50Kg
Rp.15.000,-
Rp250/kg
Rp500/kg
Rp750/kg
Untuk pembelian mohon hubungi nomor HP/WA di atas (diheader) atau klik keranjang belanja ini
Harga adalah Franco Jakarta belum termasuk ongkos kirim, beaya pengiriman disesuaikan dengan jumlah order dan wilayah pemesan.
Waktu pengiriman untuk luar jawa +/- 1 minggu.
Sistem pembayaran cash atau via transfer ke salah satu rekening berikut ini:
Nama Bank : Bank Mandiri
Cabang : Perumnas Klender Jaktim
Atas nama : Murdiyanto No. Account : 1660-0000-7749-5
Nama Bank : BCA
Cabang : Menara Bidakara Jaksel
Atas nama : Murdiyanto No. Account : 450-119-8573
Nama Bank : BRI
Cabang : Kalimalang Jaktim
Atas nama : Murdiyanto No. Account : 0997-0102-8965-538
Saat ini dengan perkembangan teknologi mulai banyak aplikasi penggunaan silika pada industri semakin meningkat terutama dalam penggunaan silika pada ukuran partikel yang kecil sampai skala mikron atau bahkan nanosilika. Kondisi ukuran partikel bahan baku yang diperkecil membuat produk memiliki sifat yang berbeda yang dapat meningk
Proses akhir pengolahan pasir kuarsa menjadi gelas dan kaca, yaitu dengan jalan meleburkannya bersama bahan-bahan lain seperti soda dan kapur dalam tungku peleburan.
Sebagai bahan pembentuk gelas kontribusi silica (SiO2) sangat dominan. Unsur lain seperti soda (Na2O) dimanfaatkan dalam proses pencairan, sedangkan kapur (CaO dan MgO) berfungsi seb
Saat ini dengan perkembangan teknologi mulai banyak aplikasi penggunaan silika pada industri semakin meningkat terutama dalam penggunaan silika pada ukuran partikel yang kecil sampai skala mikron atau bahkan nanosilika. Kondisi ukuran partikel bahan baku yang diperkecil membuat produk memiliki sifat yang berbeda yang dapat meningk